(Ibu Dessi Christanti, Dosen Psikologi Universitas Widya Mandala)

Dunia remaja tak pernah lepas dari para siswa yang saat ini berada di bangku SMA maupun SMP. Masa-masa ini sangat menyenangkan untuk dilalui namun juga penuh pengalaman baru yang wajib diwaspadai terutama remaja putri. Di masa ini, remaja mengalami relationship yang beragam baik dengan orangtua, saudara, teman, maupun orang terdekat. Dalam menjalani relationship, para remaja mengalami berbagai permasalahan yang wajib diantisipasi agar tidak berpengaruh buruk bagi perkembangan mereka. Oleh karena itu, SMK St.Louis memandang perlu diadakannya webinar keputrian. Penyelenggara acara ini adalah Bimbingan Konseling (BK).

Webinar keputrian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Februari 2022 pukul 09.00-11.00 melalui zoom meeting. Webinar ini diikuti oleh remaja putri mulai dari kelas X,XI,dan XII di SMK Katolik St.Louis Surabaya. Narasumber dalam acara ini dihadirkan dari Universitas Widya Mandala. Beliau adalah Ibu Dessi Christanti. Ibu Dessi merupakan dosen psikologi di UKWM. Dalam webinar ini, beliau membahas tentang Toxic Relationship. Ternyata dalam sebuah hubungan juga terdapat toksik atau racun yang perlu dibuang agar tidak mempengaruhi hidup dan masa depan kita. Apakah itu toxic relationship? Sesuai penjelasan dari Ibu Dessi, toxic relationship ini merupakan penyalahgunaan hubungan sehingga menimbulkan dampak yang kurang menyenangkan baik secara sosial, emosional, fisik dan seksual. Sebuah relasi yang merugikan individu dan membuat fungsi-fungsi kehidupan sosial individu tersebut terganggu. Ibu Dessi mengatakan bahwa dalam sebuah hubungan yang sehat seharusnya setara dan tidak menimbulkan rasa takut. Individu yang terlibat dalam hubungan tersebut merasa aman dan nyaman.

Toxic relationship ini dapat terjadi dalam hubungan pertemanan, pacaran, pernikahan, dan relasi kerja. Ciri-ciri remaja yang terkena toxic yaitu merasa terancam, cemas, kurang dukungan sosial, miskomunikasi karena pelaku toxic selalu mementingkan diri sendiri, mengontrol, dan pencemburu. Nah, apa yang harus kita lakukan agar toxic ini tidak semakin mengganggu kehidupan pribadi?

  1. Kita harus mengidentifikasi masalah dengan melihat dari berbagai sudut pandang agar tidak terjerumus terlalu dalam. Kita harus bisa menganalisis apa penyebab masalah tersebut, apakah berasal dari dalam diri kita sendiri atau orang terdekat.
  2. Bersikap Asertif, Say:”No”. Jika pelaku toxic ini terus mencecar kita maka tindakan tegas harus dilakukan yaitu menjauh dan mencari alternatif lain. Tidak lagi bergantung pada Si Toxic.
  3. Stop salahkan diri sendiri. Berhenti menyalahkan diri sendiri. Menganggap diri sendiri spesial sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan diri kita.
  4. Sudahi hubungan. Kita harus mengambil keputusan untuk meninggalkan hubungan yang menyakitkan dan tidak membawa perubahan baik bagi diri.
  5. Cari pertolongan pada ahli atau orang terdekat. Hal ini sangat penting kita lakukan agar dapat terbebas dari pengaruh toxic. Pertolongan dari ahli ini dapat membuka wawasan diri agar kita tidak terbelenggu. Hal terpenting yaitu miliki harga diri yang positif, yakin dengan diri sendiri.

( Penulis : Ratna Kusuma Tamsi )

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!